Periodisasi

PERIODISASI HISTORIS

MISI CM INDONESIA

DAN SEJARAH AWALI KEUSKUPAN SURABAYA

 By Armada Riyanto CM

 

1923

CM DIUTUS MISI KE SURABAYA, KEDIRI, REMBANG (DAN MADIUN 1927)

 

 

Perutusan misi Propaganda Fide bagi CM Belanda

“Keberangkatan agung”: napak tilas St. Yohanes Gabriel Perboyre CM

Pengalaman di kapal “Johann de Witt”

Berlabuh di Batavia: mampir dan melihat beberapa tempat (Bogor, Muntilan, Yogya)

Melanjutkan dan Mengembangkan Misi para pendahulu, Romo-romo Yesuit; Sejarah Misi sebelum 1923

Surabaya masih sebagai stasi/paroki dari Vikariat Batavia, Rembang, dan Kediri

 

1923-1928

Periode

PENDIRIAN PREFEKTURAT SURABAYA

 

PROSPEK CERAH KARYA MISI & STRATEGI PENGEMBANGANNYA SERTA TANTANGANNYA

CM Mendirikan Prefekturat (Mandiri dari Vikariat Batavia)

Panorama kunjungan misionaris: KE MANA SAJA DAN KEPADA SIAPA PUN

PASTORAL AWAL berupa:

Retret yang diberikan kepada umat.

Mengunjungi dan Mencari Umat

Pendirian Komunitas-Komunitas stasi

Perkumpulan hidup sosial dan kerja

Perkumpulan kaum muda

Kongregasi Maria putra/putri (Legio?)

Pramuka Katolik

Merindukan Seminari

PERS KATOLIK: di Surabaya de Katholieke Gids  yang terbit mingguan, de Koerier (Utusan)

Tantangan dari kaum anti-Gereja Katolik

Pendirian banyak sekolah-sekolah desa

HIS Blitar

Blitar akan menjadi “Pusat Misi”

Madiun menjadi bagian Prefekturat

 

1928-1942

Periode

MENUJU PENDIRIAN VIKARIAT SURABAYA

 

Kesulitan finansial yang SANGAT mencemaskan.

Terbit “Kreus en Kris” (Salib dan Kristus) karya Anton Bastiaensen CM, Buah-buah pertama Misi di Blitar

Pendirian Sekolah-Sekolah Desa, HIS, dst.

Pendirian Sekolah-Sekolah di Surabaya

Pendirian Stasi-Stasi dan Kapel di banyak wilayah BLITAR, KEDIRI, DAN MADIUN

Pembangunan Gereja Pohsarang

Pembangunan Gereja Madiun

Pembangunan RKZ Jalan Diponegoro

Pembangunan Don Bosco

Pembangunan Gereja Kristus Raja Surabaya

 

1942- Perang Dunia II

Periode

PERIODE “MALAM-MALAM GELAP”

 

 

CM Mendirikan Vikariat Surabaya

“Malam-malam gelap” para misionaris (26) di internir selama pendudukan Jepang

Setelah internir Cimahi, Misionaris di Penjara Blitar, Minggiran-Kediri, Bubutan

Romo Anton Bastiaensen menangis di makam Mgr. de Backere: Misi di Jawa hancur!

Beberapa Gereja hancur; gedung biara, sekolah, panti asuhan dan rumah sakit diduduki Jepang dan diambil alih

Bantuan dua/tiga imam dari Semarang selama interniran para misionaris di Cimahi

Banyak stasi terbengkelai dan terlantar

“100”-an sekolah misi hancur (berita Rm van Megen CM)

Tiba Romo Dwidjosoesastro CM di Indonesia dan menjadi Pro-Vikaris Apostolik Surabaya

Tiba 12 misionaris baru, tapi belum bisa bahasa Jawa, tak bisa membangkitkan stasi-stasi yang terlantar dalam periode perang

 

1948-1961

Periode

CM MEMULIHKAN KARYA MISI DI VIKARIAT

 

PERANG MENGHANCURKAN SEGALANYA. PARA MISIONARIS BEKERJA KERAS UNTUK MEMULIHKAN KEADAAN

 

Pendirian Seminari St. Vincentius Kepanjen 9, Dinoyo 42 (Surabaya), dan Garum Blitar

Pendirian Seminari Tinggi di Rembang, Garum, dan Kediri

Pendirian Novisiat di Garum

Pendirian Sekolah-Sekolah di Vikariat: Dasar, Menengah, Atas, dan Universitas

Pendirian Lembaga Pendidikan Guru, Katekis, dan tenaga pastoral

PENDIRIAN PROVINSI CM INDONESIA

CM-VIKARIAT meminta bantuan dari Romo Cina (visa ditolak), Vikariat kekurangan tenaga

CM-VIKARIAT kekurangan finansial juga akibat krisis “Dam Utara” jebol dan banjir di Belanda

 

1961-1994

Periode

PENDIRIAN KEUSKUPAN SURABAYA; CM MEMAHAMI RELASINYA DENGAN KEUSKUPAN YANG DIDIRIKANNYA

 

 

Konteks Pendirian Hirarki (Keuskupan) di Indonesia

Gereja Katolik Indonesia Mandiri

Keuskupan dan ketergantungannya dari CM; serta pemahaman-pemahaman baru mengenai relasi CM-KEUSKUPAN

Keuskupan Surabaya “mandiri” di akhir dekade delapan puluhan

Kedatangan Para Misionaris CM Roma

Kedatangan Romo Lugano Pr di Keuskupan Surabaya

Kemandirian CM Roma dan UNIFIKASI dengan CM Indonesia

CM mencari panggilan-panggilan baru untuk kemandirian baik Diosesan maupun Kongregasi

CM Memahami diri dan relasinya dengan Keuskupan

 

 

Periode

CM MEMPERBARUI DIRI SETURUT SEMANGAT KONSILI VATIKAN II (1962-1965)

 

 

 

 

 

CM MEREVITALISASI KHARISMA KONGREGASI

 

“Indonesianisasi” kepemimpinan

CM PROVINSI INDONESIA MANDIRI

DESAKAN PEMBARUAN KONSILI VATIKAN II

CM MEREVISI KONSTITUSI,

CM MEMPERBARUI DIRI

CM menggiatkan peran awam dalam Gereja

Pendirian Seminari di Kediri dan STFT di Malang

CM berkarya misi di Kalimantan Barat, Jakarta, dan Kalimantan Selatan

 

Preferensi “Kaum Miskin”

Ajaran Sosial Gereja

Wireskat

Pendidikan awam

Pendampingan pekerja/buruh/anak jalanan

Pendidikan para calon imam

Pendidikan persekolahan: Sint Louis dan St. Aloysius Gatotan

Menghidupkan semangat baru, semangat komuniter

Aneka karya Karitatif dan karya keadilan

Pendirian Rumah-Rumah Retret

Novisiat Internasional di Filipina dan pendirian novisiat sendiri di Malang (1993)

 

 

1994-SEKARANG

Periode

CM MISIONER

Rm Anton de Britto CM ke Taiwan

Rm Reksosusilo CM ke Solomon Islands

Visi Misi CM

CM dipanggil ke Philadelphia

CM diutus ke PNG

CM ke Tofoi, Papua

CM dan karya-karya kategorial untuk orang miskin/petani

Misi Umat dimulai dan direvitalisasi

Menghidupkan KEVIN (Keluarga Vinsensian)

Conventio Scripta

 

Sumber:

Armada Riyanto CM, Sejarah Hati Misi. 90 Tahun CM Indonesia dan 50 Tahun Misi Romo2 CM Roma di Keuskupan Surabaya, Makalah hari studi 23 Januari 2014 (unpublished), hal. 148-150.